Senin, 24 November 2014

Melanjutkan Ikhtiar Pasca Ovarian Drilling

Sesuai perintah dokter, seandainya aku tidak mengalami haid pada 21 Oktober 2014 maka aku harus kontrol untuk memastikan segala sesuatunya.

tetapi lagi-lagi aku mengalami kekecewaan. Harapan besarku, langsung terjerembap dan aku mengalami menstruasi kembali pada 22 September 2014.

Antara sedih tapi juga bersyukur, kali ini aku telah bisa menstruasi secara alami tanpa harus dipacu oleh obat-obatan lagi. Tetapi tetap ada rasa sedih karena itu berarti program hamil ini gagal.

Sambil berusaha untuk tetap ikhlas kami tetap berusaha dan selalu berdoa yang terbaik untuk kami. bulan November ini harusnya aku menstruasi pada 22 November 2014. Namun hingga hari ini aku belum juga mendapatkan tamu bulananku.

Aku tidak lantas bersorak sorai. Karena ada 2 kemungkinan aku belum mens, yaitu gangguan hormonal karena PCOS lagi atau aku hamil.

Pastinya aku berdoa semoga jawaban kedua yang benar untukku.
Bismillah, pasrah dan ikhlas atas semua hasilnya nanti,




Jumat, 03 Oktober 2014

Melanjutkan Ikhtiar

Pasca Laparoscopy sebenarnya aku berniat untuk berhenti dulu dari program hamil. Karena biaya yang kami keluarkan untuk Ovarian Drilling cukup besar. Namun suami punya tekad untuk melanjutkan program hamil.

Paling tidak untuk mengecek apakah kondisi rahim dan sel telurku benar-benar sudah membaik sehingga bisa segera hamil.

Aku haid tanggal 22 September 2014. Saat itulah perjuangan kembali dimulai. Bertemu dengan dokter kesayangan dan mengatakan bahwa ingin berikhtiar kembali.
Kali ini kami lebih relaks dan tidak mentarget apapun.
Semua kami jalani dengan ikhlas dan suka cita.

Tiba saat untuk mengecek sel telur pada hari ke 12 setelah haid.
Aku tidak mau melihat ke layar monitor. Takut menghadapi kenyataan pahit lagi.

Tapi tiba-tiba dokter mengatakan rahimku bagus, ketebalan 10 mm. Siap untuk hamil. Sel telur di kiri ada 2 yang besarnya 17 mm, sedangkan di kanan juga masih ada 2 yang lumayan besarnya 13 mm dan 15 mm. Kata dokter telur-telur tersebut masih bisa berkembang lagi. Sehari bisa naik 2 mm besarnya.

Bismillah berbekal dengan 4 telur ini, semoga kami lebih dekat dengan kemungkinan berhasil.

Seperti biasa, dokter memberikan jadwal kapan kami harus berhubungan.
Dan kami harus menjalaninya dengan ikhlas, penuh kebahagiaan.

Rabbi habbli min ash sholihin..

Wish me luck !!

Senin, 25 Agustus 2014

Akhirnya Laparoscopy Ovarian Drilling

Perjalanan menjemput buah hati masih berlanjut hingga hari ini.
Setelah berkonsultasi dengan dokter dan mendapat persetujuan suami. Akhirnya aku menjalani operasi laparoscopy dengan tindakan ovarian drilling.
Ovarian drilling adalah salah satu terapi yang bisa dilakukan pada penderita PCOS seperti aku.

Sabtu, 9 Agustus 2014 aku bersama suami ke RS untuk kontrol persiapan operasi. Akan tetapi dokter malah menyarankan untuk langsung opname hari itu juga karena keterbatasan kamar yang ada pada RSUP dr Kariadi Semarang.
Alhamdulillah hari itu juga aku mnedapatkan kamar.
Ternyata jadwal operasi baru hari Rabu, 13 Agustus 2014. Jadilah aku di RS berhari-hari hanya untuk menunggu hari H tersebut. Sebelum operasi, ada pemeriksaan lab dan bersyukur sekali hasil lab menunjukkan semua normal sehingga operasi bisa segera dilaksanakan.

Rabu, 13 Agustus 2014
Hari yang menegangkan telah tiba. Subuh aku sudah harus mandi dan langsung memakai baju operasi berwarna hijau.
Dua orang suster langsung mendatangiku, memasang infus, menyuntikan antibiotik untuk cek alergi. Kata orang suntikan-suntikan tersebut sangat menyakitkan. Tapi bagiku sakitnya itu masih normal dan tertahankan. Mungkin karena aku sudah siap jiwa dan raga sehingga semuanya terasa sangat tertahankan.
Aku dibawa ke ruang operasi. Sempat mencium tangan suamiku untuk meminta doa dan restu agar semua proses operasi berjalan lancar.

Di dalam ruang operasi aku diganti dengan baju berwarna biru. Lalu dipasang alat tensi, alat perekam detak jantung. Aku dengar tak berapa lama kemudian dokter terbaikku datang dan berkata " Sudah siap semuanya ?". Lalu seorang dokter menghampiriku dan menyuntikkan obat bius itu melalui infus. " Bismillah.."

Aku terbangun mendengar suara anak kecil menangis. Aku bingung, baru saja aku tertidur?
Apakah aku sudah selesai dioperasi atau belum?
Kok cepat sekali?

Masih setengah sadar aku dibawa keluar ruangan dan melihat suamiku dan Ibu mertua menyambutku.
Kata suamiku aku dioperasi sekitar 3 jam lebih.

Suamiku sempat panik karena sebelumnya kata petugas aku hanya akan dioperasi sekitar 1 jam.

Sesampainya di kamar, aku masih sempat bercerita dengan suamiku tentang proses operasi tadi. Namun tak lama kemudian aku kembali tertidur.

Kurasakan perutku semperti habis sit up ratusan kali. Kemeng, dan sedikit perih.
Aku menikmati setiap sakitnya. Bukankah ini yang aku tunggu? Untuk kembali menjadi perempuan normal aku harus menjalani ini semua..Bismillah..

Kamis, 14 Agustus 2014
Tepat di hari Pramuka aku diperbolehkan untuk pulang oleh Dokter Terbaikku. Beliau mengatakan ditemukan perlengketan dan ada penebalan rahim yang sekarang telah dibersihkan.
Aku Heny yang baru. Aku si Baby Hunter dengan semangat baru.

Pasca operasi suamiku selalu membantuku. Ini perjuangan kami.
Kerinduan kami akan tangisan kecil buah hati membuat segalanya menjadi terasa mudah.
Ikhlas dengan semua prosesnya, semoga Allah segera mempertemukan kami dengan keturunan kami. Amin


Sebelum operasi, selfie dengan baju operasi


Sholat Jama'ah bersama suami sebelum operasi dan tertidur pasca operasi 3 jam
Makanan pertama yang boleh kumakan pasca operasi
Makanan pertama yang boleh kumakan pasca operasi




Kembali selfie setelah tersadar dari tidur panjang

Dr Syarief Thaufik, you're my Hero
Paviliun Garuda RSUP dr Kariadi Semarang kamar 424


Minggu, 22 Juni 2014

May Day..My Day

Seperti biasa bulan Mei adalah bulan spesial untukku. Karena aku lahir di bulan ini, menikah di bulan ini, dan pindah rumah di bulan ini juga.

2 Mei 2014
Hari ini aku tepat berusia 28 tahun. Usia yang bagiku sudah tidak waktunya merengek karena kerikil-kerikil kecil yang menimpa hidupku. Ulang tahun kali ini sebenarnya aku tidak ingin merayakannya. Karena aku sedang prihatin karena sampai saat ini tak kunjung hamil.
Akan tetapi suamiku ingin aku menyambut hari ulang tahunku dengan suka cita. Dan akhirnya aku mengajak keluarga makan malam bersama di Gama Candi penyet yang letaknya tidak jauh dari kantorku. Alhamdulillah acara sukses. Aku mendapat kado DVD Player dari suami tercinta. Yeee, sekarang aku  bisa nonton film sepuasnya.. :)


Kado dari teman-teman arisan kantor








6 Mei 2014

Hari ini tepat 2 Tahun aku menjadi istri Bagas Purwiyandi. Kami merayakannya secara sederhana dengan makan malam bersama di Giggle Box. Seperti biasa, aku merasa kerdil karena belum bisa memberikan Bagas junior untuk suamiku tercinta.

31 Mei 2014
Hari yang dinantikan telah datang. Sabtu kliwon kami menjalani proses slup-slupan sebagai salah satu tradisi pindahan rumah adat Jawa.
Kami mempersiapkan teplok, kendi, seblak, bubur, tikar anyam, kuali berisi macam-macam bumbu pawon.
Meskipun kami hidup di jaman modern, tidak ada salahnya tradisi orang tua dulu kita lestarikan.

Usai melangsungkan prosesi ngeslupi pada pkl 15.30 wib. Kami melanjutkannya dengan mempersiapkan rumah karena Ba'da Magrib nanti tamu akan segera datang untuk pengajian pindahan rumah kami.


My lovely Grand Ma


Angkut angkut barang


Kado-kado dari keluarga tercinta..





Alhamdulillah,akhirnya kami bisa tinggal di rumah sendiri. Dengan segala keterbatasan, akhirnya kami bisa mandiri. Semoga setelah ini si kecil segera hadir di muka bumi ini meramaikan rumah mungil kami ini. Amin Ya Rabbal Alamiin..

Senin, 21 April 2014

Persembahan untuk tahun kedua pernikahan kami..


Masa Penantian (Laparoscopy)

Aku tetap pada keinginanku untuk melakukan ovarian drilling.
Bagaimana sakitnya, bagaimana menakutkannya operasi itu sudah berusaha aku kesampingkan karena aku ingin sembuh dan normal seperti wanita lainnya.

Aku kembali berkonsultasi dengan dokter Syarief Thaufik pada Rabu, 16 April 2014. Beliau semakin membuatku yakin untuk melakukan laparoscopy. Setelah konsultasi panjang akhirnya aku mulai mengurus semua keperluannya.

Menurut dokter, laparoscopy juga dicover oleh BPJS. Sehingga mulailah perburuanku pada yang namanya rujukan.

Hari pertama aku mencari rujukan ke dokter keluarga. Namun siapa sangka, dokter keluarga sedang sakit dan harus opname beberapa hari. Sehingga Sabtu, 19 April 2014 aku baru mendapatkan rujukan untuk ke dr spesialis kandungan RS tipe B yaitu RS Tentara.

Senin, 21 April 2014 aku memulai perburuan kembali dengan mengantri 2 jam di bagian pendaftaran. Dan setelah penantian melelahkan tersebut. Aku masih harus mengalami kejadian yang akan membuatku trauma terhadap yang namanya dokter spesialis kandungan RS Horor.

Saat ditanya soal keluhan, aku sudah menceritakan semua dan hanya ingin meminta surat rujukan agar aku bisa operasi di RSUP Dr Kariadi dengan dr Syarief Thaufik tercinta. Akan tetapi dokter sok tau itu memaksaku untuk diperiksa dan menyuruhku posisi seperti orang hendak periksa USG transvagina.

Peralatannya yang kuno, kotor, dan mengerikan. Serta dokter yang kasar.Membuatku berontak saat jari dokter akan memeriksa bagian paling vital untukku.

Mungkin dokter itu marah lalu melepas sarung tangannya dan menulis rujukan untukku.
Setelah kejadian tersebut aku berjalan tertatih dan menangis seperti orang habis "diperkosa".

Aku menangis karena perjuangan ini sedemikian dahsyatnya.
Badai ini sangat hebat, agar nantinya aku bisa melihat pelangi..

Perburuan akan berlanjut Sabtu, 26 April 2014.
Semoga semua dipermudah dan aku diberi kekuatan untuk menjalani operasi tersebut.


Amin

Kamis, 10 April 2014

Laparoscopy ??

Dear My blog..
Ceritanya nih hari Selasa 8 April 2014 (jelang Pileg) aku kontrol ke Obgyn. Karena seperti biasa aku belum mendapatkan haid selama 4 bulan.
Setelah berdiskusi panjang lebar, dokter menyarankan aku untuk melakukan ovarian drilling melalui laparoscopy.
Megingat biayanya yang sangat besar, aku minta waktu untuk menanyakan hal ini ke bagian asuransi karyawan. Apakah untuk laparoscopy akan mendapatkan penggantian dari kantor?

Aku pulang dari dokter dengan lunglai. Badan lemas karena untuk operasi tersebut biayanya 14 jt belum dengan biaya sebelum operasi seperti cek lab, EKG, kontrol dokter anastesi dan sewa alat serta obat-obatan.
Sedihnya ga ketulungan, kenapa aku harus menghadapi semua ini. Penyakit yang bertahun-tahun ada di ovariumku sehingga membuatku sulit untuk hamil. Mengapa disaat aku tidak punya uang, dan disaat semua terasa sangat berat.

Sesampainya di rumah aku langsung menangis sesegrukan sendirian di kamar. Meratapi nasib yang begitu pilu.
Sampai hari ini aku belum mendapatkan jawaban apakah laparoscopy akan di cover oleh kantor / tidak.

Siang malam kerjaanku melamun dan bersedih.
Menunggu jawaban..

Senin, 31 Maret 2014

Papaku (mantan) orang Terkaya

Kali ini aku ingin bercerita tentang Alm Papaku.

Beliau semasa hidup adalah seorang pengusaha pasir ternama di kota Semarang dan sekitarnya. PT. Kelapa Mas sangat dikenal pada tahun 1980-1999. Papa memiliki 30 armada truk, 2 lokasi pasir di lereng gunung merapi, puluhan karyawan, dan 5 mobil pribadi.
Saat itu aku tidak merasa menjadi anak dari orang kaya. Hidupku memang berkecukupan namun tidak "lebay".
Karena hidupku berbagi dengan saudara-saudara Mama dan Papa.
Papa dan Mama adalah dua orang yang luar biasa baiknya. Semua kehidupan adik Mama ditanggung. Karyawan perusahaan Papa sebagian besar adalah saudara Papa dan tetangga Papa sewaktu masih hidup di jatinom klaten dulu.
Sampai Papa dan Mama meninggal hidupku masih berbagi dengan saudar-saudaraku itu.
Hingga puncaknya 7 Juli 2013 orang-orang itu enyah dari rumah kami dan menyebarkan fitnah keji luar biasa ke semua orang.

Tentang kekejian mereka tidak akan aku bahas disini. Karena aku sudah memaafkan semuanya dan ingin membuka lembaran baru tanpa mereka.

Ceritanya pada 22 Februari 2014 lalu aku iseng mampir di tanah kelahiran Papa di Jatinom Klaten. Tanah kebanggaan untuk Papaku. Karena sudah lama sekali aku tidak pulang kampung, aku sampai lupa dimana desa Papa. Dan saat bertanya kepada orang-orang disana, mereka masih mengenal Papaku.
Alm Bp. Suharto, pemilik PT Kelapa Mas yang selalu "nanggap" wayang jika nyadran tiba.

Rumah Papa memang kecil, tetapi berdiri diatas tanah seluas hampir 1 Hektar.

Pada 29 Maret 2014 aku kembali pulang ke Jatinom untuk mengurus rumah Papa. Ada orang yang mau menyewa dan merawatnya.

Kebetulan yang mau menyewa punya usaha Bimbingan Belajar. Sehingga rumah ini akan menjadi tempat yang bermanfaat bagi desa ini. Karena Papa sangat menyukai kegiatan yang bersifat memajukan generasi muda.
Selama disana aku dimanjakan dengan jajanan khas jatinom, ada tape yaqowiyu, teh manis dengan gelas coklat. Ayam goreng khas Pasar Gabus. Semuanya membuatku terbang ke masa lalu. Saat kedua orang tuaku masih hidup. Kami selalu menyantap makanan ini.



 Ini adalah taman yang dulunya sangat indah, lengkap dengan gemericik air namun kini tak terawat dan ikannya entah pergi kemana.
 Aku menyempatkan diri berpose dengan "abdi dalem" Papa yang selalu setia sampai masa tuanya. Mengabdi tanpa pamrih, dari Papa masih sukses, Papa jatuh, dan Papa meninggal. Namanya Yu Warsiti. Dia istri seorang petani dan tidak memiliki seorang anak.

 Ini ruang tamu rumah Papa, terpasang foto keluarga kami. Satu-satunya foto keluarga yang kami punya dengan format keluarga inti. Karena selama ini jika foto keluarga, lagi-lagi ada "saudaraku".

Rasanya sangat rindu. Bukan rindu dengan kekayaan yang pernah kami punya dan kini hanya tinggal kenangan, tetapi aku sangat rindu waktu kebersamaan bersama orang tuaku. Seandainya bisa memutar waktu dan orang tuaku dapat hidup kembali. Aku ingin hidup bersama keluarga inti saja tanpa ada parasit di keluargaku. Pasti hidup kami lebih bahagia.

Tidak seperti kata orang di desa Papa bahwa " Pak Harto dulu orang terkaya di desa ini, orangnya meninggal, kekayaannya pun habis "

Papa, Mama semoga ini menjadi pelajaran yang sangat berarti buatku. Aku tidak ingin seperti Mama dan Papa yang sangat baik terhadap keluarga, akan tetapi setelah sudah tidak ada daya dan bahkan sudah meninggal, lalu ditinggalkan oleh mereka.


Rabu, 12 Februari 2014

Gundah

Entah sudah keberapa kali aku menulis tentang ini di blog..

Hari ini sebenarnya jadwal untuk melakukan test kehamilan. Akan tetapi aku sedang malas. Malas meratapi nasib bahwa aku tak kunjung hamil. Malas menghadapi sapaan dunia yang begitu muram bagiku karena kegagalanku untuk menjadi seorang istri, wanita, menantu seutuhnya.

Aku berpura-pura lupa tidak membeli test pack padahal sebenarnya aku ingat akan tetapi aku malas membelinya.

Kegundahan, tak pernah benar-benar lenyap dari hatiku. Setiap melihat anak kecil, aku hanya bisa menangis dalam hati. Ya Allah, aku ingin sekali hamil dan memiliki anak. Aku ingin menjadi seorang Ibu yang menyayangi anaknya seutuhnya. Aku ingin mereka menemani setiap detik dihariku nanti.
Karena aku kini merasa sangat sepi..

Rabu, 08 Januari 2014

Teman-teman seperjuangan telah hamil..

2014

Akhirnya memasuki tahun 2014.
Satu demi satu teman seperjuangan sesama "baby hunter" telah memposting kebahagiaan mereka karena mereka dinyatakan positif hamil. Sebentar lagi mereka akan dipanggil Ibu dan menjadi wanita seutuhnya. Menjadi seorang istri dan menjadi seorang Ibu.

Kali ini hatiku tidak terluka, karena mereka yang hamil adalah orang yang tidak pernah menyakiti hatiku dan bahkan mereka juga memberikan info seputar perjuangan memperoleh buah hati.

Anganku menerawang. Akupun berdoa semoga akulah yang berada dibarisan tepat dibelakang mereka. Sehingga setelah ini tiba giliranku untuk merasakan kebahagiaan seperti yang tengah mereka rasakan saat ini.

Setelah melaukan diet OCD dan rajin terapi aku merasa lebih tenang dan meletakkan beban pikiran karena belum hamil ke tempatnya, yaitu berserah kepada Allah. Terapisku juga bilang aku tidak boleh gundah, karena aku bisa hamil. Hanya waktunya saja yang belum tiba.

Berbicara mengenai hamil, kadang aku bertanya-tanya bagaimana rasanya hamil ya?
Pasti antara senang, gelisah, dan takut.
Tapi pastinya orang-orang sekitar akan sangat lebih menyayangiku dan lebih lebih perhatian kalau aku hamil nantinya. Karena mereka tahu, perjuanganku selama ini sudah sampai seperti itu.

Kali ini aku berfokus kepada terapi dan terus berdoa. Semoga Allah segera memberikan amanahnya kepadaku.

Tetap tersenyum Heny.. kamu bisa.. :)