Senin, 25 Agustus 2014

Akhirnya Laparoscopy Ovarian Drilling

Perjalanan menjemput buah hati masih berlanjut hingga hari ini.
Setelah berkonsultasi dengan dokter dan mendapat persetujuan suami. Akhirnya aku menjalani operasi laparoscopy dengan tindakan ovarian drilling.
Ovarian drilling adalah salah satu terapi yang bisa dilakukan pada penderita PCOS seperti aku.

Sabtu, 9 Agustus 2014 aku bersama suami ke RS untuk kontrol persiapan operasi. Akan tetapi dokter malah menyarankan untuk langsung opname hari itu juga karena keterbatasan kamar yang ada pada RSUP dr Kariadi Semarang.
Alhamdulillah hari itu juga aku mnedapatkan kamar.
Ternyata jadwal operasi baru hari Rabu, 13 Agustus 2014. Jadilah aku di RS berhari-hari hanya untuk menunggu hari H tersebut. Sebelum operasi, ada pemeriksaan lab dan bersyukur sekali hasil lab menunjukkan semua normal sehingga operasi bisa segera dilaksanakan.

Rabu, 13 Agustus 2014
Hari yang menegangkan telah tiba. Subuh aku sudah harus mandi dan langsung memakai baju operasi berwarna hijau.
Dua orang suster langsung mendatangiku, memasang infus, menyuntikan antibiotik untuk cek alergi. Kata orang suntikan-suntikan tersebut sangat menyakitkan. Tapi bagiku sakitnya itu masih normal dan tertahankan. Mungkin karena aku sudah siap jiwa dan raga sehingga semuanya terasa sangat tertahankan.
Aku dibawa ke ruang operasi. Sempat mencium tangan suamiku untuk meminta doa dan restu agar semua proses operasi berjalan lancar.

Di dalam ruang operasi aku diganti dengan baju berwarna biru. Lalu dipasang alat tensi, alat perekam detak jantung. Aku dengar tak berapa lama kemudian dokter terbaikku datang dan berkata " Sudah siap semuanya ?". Lalu seorang dokter menghampiriku dan menyuntikkan obat bius itu melalui infus. " Bismillah.."

Aku terbangun mendengar suara anak kecil menangis. Aku bingung, baru saja aku tertidur?
Apakah aku sudah selesai dioperasi atau belum?
Kok cepat sekali?

Masih setengah sadar aku dibawa keluar ruangan dan melihat suamiku dan Ibu mertua menyambutku.
Kata suamiku aku dioperasi sekitar 3 jam lebih.

Suamiku sempat panik karena sebelumnya kata petugas aku hanya akan dioperasi sekitar 1 jam.

Sesampainya di kamar, aku masih sempat bercerita dengan suamiku tentang proses operasi tadi. Namun tak lama kemudian aku kembali tertidur.

Kurasakan perutku semperti habis sit up ratusan kali. Kemeng, dan sedikit perih.
Aku menikmati setiap sakitnya. Bukankah ini yang aku tunggu? Untuk kembali menjadi perempuan normal aku harus menjalani ini semua..Bismillah..

Kamis, 14 Agustus 2014
Tepat di hari Pramuka aku diperbolehkan untuk pulang oleh Dokter Terbaikku. Beliau mengatakan ditemukan perlengketan dan ada penebalan rahim yang sekarang telah dibersihkan.
Aku Heny yang baru. Aku si Baby Hunter dengan semangat baru.

Pasca operasi suamiku selalu membantuku. Ini perjuangan kami.
Kerinduan kami akan tangisan kecil buah hati membuat segalanya menjadi terasa mudah.
Ikhlas dengan semua prosesnya, semoga Allah segera mempertemukan kami dengan keturunan kami. Amin


Sebelum operasi, selfie dengan baju operasi


Sholat Jama'ah bersama suami sebelum operasi dan tertidur pasca operasi 3 jam
Makanan pertama yang boleh kumakan pasca operasi
Makanan pertama yang boleh kumakan pasca operasi




Kembali selfie setelah tersadar dari tidur panjang

Dr Syarief Thaufik, you're my Hero
Paviliun Garuda RSUP dr Kariadi Semarang kamar 424