Senin, 31 Mei 2010

Tentang Cinta Orang Besar

Sore tadi aku menonton tayangan di Metro TV.Topiknya adalah tentang cinta orang besar.

Cinta memang sanggup mempengaruhi kehidupan.Bahkan mampu mempengaruhi keputusan2 politik dunia.

Contoh dari negeri sendiri adlh para mantan presiden kita.
>Cinta Pak Harto utk Bu Tien (terwujud dlm TMII.Dan begitu Bu Tien meninggal,Pak Harto layu,dan kesehatannya pun mulai menurun)

>Cinta Gus Dur kepada Bu Sinta (tak jarang keputusan2 politik Gus Dur adlh hasil rembuk dgn sang istri.Bahkan saat Gus Dur menjenguk Pak Harto (lawan politiknya),itu jg saran dari Bu Sinta)

>dan yg paling hangat adalah Cinta Pak Habibie terhadap Bu Ainun (dalam kehidupan rumah tangganya,Pak Habibie sangat trgantung pd Bu Ainun.Bu Ainun selalu mengingatkan soal makan,istirahat,minum obat,dan bahkan Bu Ainun yg memotong rambut Pak Habibie.Mereka selalu bersama,dan hanya kehendakNya yg sanggup memisahkan).

Selalu ada wanita (istri) hebat dibalik kesuksesan seorang suami.

Bukankah pernikahan memang utk menuju kebaikan?

Kebaikan dlm bersikap,
kebaikan dlm bertoleransi,
kebaikan dlm mengelola kebutuhan,
dan
kebaikan dlm kesetiaan.

Aku ingin suatu saat nanti berada dlm pernikahan yg juga membawa kebaikan.

Dan aku ingin menjadi jantung utk pasanganku.
Seperti alm Mamaku..

Begitu Mama meninggal,Papa menyusul di tahun berikutnya.

Karena Papa tak sanggup kehilangan mama.
Mama adalah jantung dan nafasnya..

Aku ingin menjadi hebat utk pasanganku..Amin.
(^.^)

Jumat, 28 Mei 2010

Pacar (bagian kedua,habis-red)


Hmm...cowok imut yang aku temui di paduan suara kampus ternyata orangnya rame banget...Dia suka banget ngejek2in aku..tapi ternyata dia naksir aku (sukurin, kualat...!!!*hihi)

Setelah pedekate cuma 8 hari, dia mengutarakan isi hatinya.
Sempet ga percaya...tapi akhirnya semua itu terjadi, dan tahun ini usia hubungan kami sudah menginjak tahun ke lima. Subhanallah...

Banyak sekali hal yang kami bagi, kesedihan, kebahagiaan, dan kenakalan..(^.^)

Bagiku, Bagas adalah orang yang sanggup menarikku kembali ke bumi ini jika khayalan dan anganku sudah membuatku melambung sampai ke atas langit.
Dia teman, sahabat, pacar, sekaligus dokter yang sanggup menjadikan hidupku terisi kembali setelah sempat kehilangan rohnya beberapa waktu yang lalu.
Dia juga bisa kusebut "pawang" ku karena meredamku jika emosi sudah memuncak dan sanggup membuat tsunami di bumi ini.

Saat ini kami sedang berusaha meraih masa depan kami. Dimana tujuan dan harapan yang selalu ada di benak kami bisa segera terwujukan.

Dengan bertemu dirinya, aku baru menyadari bahwa cinta tak pernah terduga. Bisa terjadi dengan siapapun, kapanpun dan dimanapun.

Lucunya, Bagas adalah anak teman Papaku..Bapaknya dan Papaku sempat menjadi sahabat. Jadi saat kami jadian, kedua Bapak ini menjadi rikuh dan sungkan..
Sempat terjadi perdebatan, dan saling meragukan. Tapi seiring berjalannya waktu..kami bisa diterima di kedua beah pihak keluarga kami.

Terima kasih Allah, atas perjalanan yang penuh misteri namun juga romantis ini...
Setelah kesusahan, pasti ada kemudahan...(^.^)

Semoga dia yang terakhir buatku...
Amin.

Jumat, 21 Mei 2010

Pacar (bagian satu)

Ngomong-ngomong soal urusn jatuh cinta...aku pernah jatuh cinta ala monyet waktu masih TK..Yah namanya cinta monyet..ya lompat sana lompat sini...kadang seneng kadang benci...hihi
Cinta monyetku tak berahan lama seiring perubahan zaman (hayah...*hihi)

Aku punya pacar pertama kalinya saat aku masih duduk di bangku SMA. Aku tak pernah mengenal dia sebelumnya, meski kami satu angkatan. Namanya Hendro.

Perkenalan berawal saat study tour ke Bali. Dan sejak itu, percakapan-percakapan bisa dimulai.
Aku yang ketua OSIS selalu berhubungan dengan dia yang aktif di Pramuka sekolah untuk beberapa kegiatan sekolah saat itu. Akhirnya dia menembakku.

Hari hari pacaran sepertinya indah, tapi tak seindah di mata Papaku. Aku ditentang Papa, walau Mamaku cuek-cuek aja...soalnya dulu Mama yang berjanji kalau aku udah umur 17 tahun boleh pacaran.

Tapi lambat laun aku merasakan hubunganku kok ga sehat. Aku yang selalu mengalah, dia yang selalu egois dan posesif. Tak segan dia melukai dirinya sendiri saat cemburu dengan teman cowokku.

Aku berusaha bertahan karena malu dengan Papa. Malu kalo sampe Papa tahu, cowok yang jadi pacarku cowok seperti itu. Puncaknya saat dia bekerja, dan aku masuk di UNDIP. Diatak pernah menelepon, tak pernah datang ke rumah. Maksudnya apa?

Gara-gara dia, aku jadi kelimpungan. Akhirnya aku memberanikan diri untuk minta kejelasan. Dan...seperti yang sudah aku duga saudara-saudara..dia memutuskanku..
Sebenarnya kau bisa memutuskannya, tapi pikirku, kau yang mulai..kau yang mengakhiri..(lagu dangdut banget)

Patah hati?pasti..
Kalau inget dia, masih mewek-mewek sendiri. Namanya berani jatuh cinta, kdu berani patah hati kan??
Dan aku meredamnya dengan aktif di paduan suara kampus. Disana aku menemukan banyak sekali teman yang seru dan gila. Tak terasa sudah aku menjomblo...karena kegiatannya pun banyak sekali.

Lewat paduan suara kampus, aku bertemu dengan seorang cowok yang imut-imut, lucu, dan punya lesung pipi...
Pertama lihat udah seneng karena lucu, dan setelah berkenalanpun ternyata orangnya kocak abis..
Namanya Bagas...

Sekilas tentangku...


Aku cewek kelahiran Semarang. Lahirnya tepat waktu hari pendidikan nasional diperingati oleh seluruh masyarakat Indonesia. Aku anak bungsu dari tiga bersaudara...
Tapi kakakku yang pertama, telah tiada saat masih berusia dua hari, terus kakakku kedua lahir dengan nama Dwi, dan aku lahir menyusul sepuluh tahun kemudian dengan nama Heny.
Panggilanku waktu kecil macem-macem...ada shella, heni titut, koja kojan (karena wajahku mirip orang koja), dan masih banyak lagi. Waktu mulai beranjak dewasa, panggilanku bertambah lagi, om ku sering memanggilku hega (heny galak *hihihi...), dan teman-teman paduan suaraku biasa memanggilku dengan nama nania (waktu itu sedang booming Indonesian Idol. Nania satu penyanyi yang tambun, cantik, dan bersuara bagus...so dipilihlah nama itu buatku).

Aku sangat menikmati hari-hariku. Mamaku sangat sayang aku, Papaku sebenarnya demikian, namun kadang cara beliau terlalu kaku, jadi kadang aku tak tahu...hoho.
Namun kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Mamaku meninggalkan putri kesayangannya tepat satu hari setelah ulang tahunku ke 20 tahun. Seperti disambar petir ketika mengetahui Mamaku meninggal saat perjalanan menuju Rumah Sakit untuk kontrol..

Hancur, lunglai, melihat Papaku juga menjadi layu. Semalaman aku tidur di dekat jenazah Mama, berharap agar Mama bisa bangun lagi. Tapi itu tak terjadi.

Setahun berikutnya, saat aku baru menjalin persahabatan indah dengan Papaku, aku ditinggalkan Papa untuk selama-lamanya. Serangan jantung telah merebut Papaku...

Aku kini yatim piatu.
Berharap suatu saat nanti menemukan sebuah keluarga yang dapat mengisi kekosongan di hatiku ini..